INGATLAH SHALAT

INGATLAH SHALAT

PERDAMAIAN DUNIA

Hari Perdamaian: Menghilangkan Kekerasan Setiap Hari
Mungkin tak banyak yang ingat apalagi tahu kalau besok tepat 10 tahun diperingati sebagai hari perdamaian dunia. Usia resolusi Hari Perdamaian Internasional ini sebenarnya tepat 30 tahun. Pada 1981 itu Majelis Umum PBB melalui resolusinya menyatakan memperingati hari perdamaian itu pada setiap Selasa ketiga September. Hingga 20 tahun kemudian, pada 2001 Majelis Umum PBB dengan suara bulat mengadopsi 21 September itu sebagai hari perdamaian. Hari tanpa kekerasan dan gencatan senjata. Pada 1 hari itu PBB mengharapkan semua bangsa dan orang-orang mau menghentikan permusuhan dan kekerasan. Tentu saja tak mudah menghentikan permusuhan dan kekerasan. Setiap hari ada saja berita tentang kekerasan. Dari mulai kekerasan fisik maupun non fisik. Mulai dari baku pukul karena perbedaan keyakinan, pandangan hingga kepentingan menghiasai media cetak, online maupun elektronik setiap hari. Jadi manakala ada upaya pencegahan kekerasan bolehlah didukung. Seperti kemarin misalnya, Kepolisian Jombang, Jawa Timur menggagalkan upaya kepergian puluhan orang ke Ambon, Maluku. Kepergian mereka diduga terkait dengan aksi kekerasan rusuh massa yang terjadi sebelumnya di negeri seribu pulau itu. Upaya pencegahan kepolisian itu mungkin terkesan berlebihan. Boleh jadi dalih puluhan orang ke Ambon untuk bekerja itu benar. Tapi seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan menjadi penting di saat suatu daerah belum sembuh benar dari luka kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Apalagi kawasan itu punya sejarah kerusuhan yang menyedihkan kita, menjadi catatan kelam pada belasan tahun silam. Konflik SARA di daerah itu diperparah dengan hadirnya orang-orang dari luar. Menghentikan permusuhan dan kekerasan bukan berarti tak bisa dilakukan. Dimana ada kemauan di situ ada jalan. Butuh tekat yang sangat kuat untuk mau melupakan kebencian, menghapus dendam dan duduk bersama bicara perdamaian. Tak cukup hanya satu hari kala hari internasional tiba kita bicara tentang perdamaian. Tapi setiap hari, setiap saat benih perdamaian disemaikan agar tumbuh besar dan menguat. Dari pembicaraan dengan hati dan pikiran terbuka, berlanjut kepada aksi-aksi anti kekerasan, lantas berkomitmen pada perdamaian. Dengan cara-cara itulah perdamaian menemukan ladang tumbuh kembang yang subur. Kesadaran semacam itulah yang bisa menjadi penangkal bibit kekerasan. Kesadaran untuk tak mudah termakan isu dan provokasi. Sebab buah yang dipanen dari kekerasan hanya dua, menjadi arang atau abu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dapatkan Game Edukasi dari murid-murid SDI Al-Azhar 11 Surabaya. Cukup download......